A.
Pengertian
Profesional Guru dan Guru Profesional
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan
ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah
orang yang melaksanakan pendidikan ditempat- tempat tertentu, tidak mesti di
lembaga pendidikan formal tetapi bisa juga di mesjid, musola, rumah, dan
sebagainya. Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa profesional adalah pekerjaaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Menurut Surya dalam Kunandar (2009:47) guru yang professional akan tercermin dalam
pelaksanaan tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian dalam materi maupun
metode. Rice
dan Bishoprick dalam Bafadal (2004:5) mengemukakan bahwa guru profesional adalah
guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya
sehari-hari. Selain itu, juga di
tunjukan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya.
Guru yang professional menurut Kunandar
(2009:46) adalah guru yang
memiliki kompetensi yang di persyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan
pengajaran. Kompetensi disini meliputi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan professional, baik yang bersifat
pribadi, sosial maupun akademis. Dengan kata lain pengertian guru profeional
adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan
sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemmpuan
maksimal. Maka guru profesional adalah guru
yang mengenal tentang dirinya, yaitu dirinya merupakan pribadi yang dipanggil
untuk mendampingi peserta didik dalam belajar.
Sementara
profesionalisme adalah adalah kondisi, arah, nilai, tujuan
dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata
pencaharian. Bila ditinjau secara lebih dalam,
terdapat beberapa karakteristik profesionalisme guru. Dan profesionalisme guru adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas
pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi kemampuan merencanakan,
melakukan, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran.
B.
Kemampuan
Dasar Profesional Guru
Kemampuan dasar profesional guru merupakan kemampuan minimal
yang harus dikuasai oleh seorang guru yang profesional. 10 kemampuan dasar bagi
guru yang profesional tersebut adalah :
- Menguasai bahan
a.
Menguasai
bahan kurikulum dan metodologi pengajaran dengan Mengkaji bahan kurikulum bidang studi yang dapat
dilakukan dengan cara :
·
Mengkaji bahan kurikulum bidang studi
·
Mengkaji
isi buku-buku teks bidang studi yang bersangkutan
·
Melaksanakna
kegiatan-kegiatan yang disarankan dalam kurikulum bidang studi yang bersangkutan.
b.
Mengkaji
isi buku-buku teks bidang studi yang bersangkutan, dapat
dilakukan dengan cara :
·
Memplajari
ilmu yang relevan
·
Mempelajari
aplikasi bidang ilmu ke dalalm bidang ilmu lain( untuk program-program studi
tertentu.
·
Mempelajari
cara menilai kurikulum bidang studi.
- Mengelola program belajar mengajar
a. Merumuskan tujuan instruksional. Kemampuan ini
dilakukan dengan cara:
·
Mengkaji
kurikulum bidang studi
·
Mempelajari
ciri-ciri rumusan tujuan instruksional
·
Merumuskan
tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan
b. Mengenal dan menggunakan metode mengajar,
dapat dilakukan dengan cara:
·
Mempelajari
macam-macam metode mengajar
·
Menggunakan
maca-macam metode mengajar
c. Memilih dan menyusun prosedur instruksional
yang tepat, dapat dilakukan dengan cara:
·
Mempelajari
kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar
·
Menggunakan
kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar
·
Merencanakn
program pelajaran
·
Menyusun
satuan pelajaran
d. Melaksanakan program belajar mengajar, dapat
dilakukan dengan cara:
·
Mempelajari
fungsi dan peran guru dalam proses belajar mengajar
·
Memnggunakan
alat bantu belajar mengajar
·
Menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar
·
Memonitor
prose belajar peserta didik
·
Menyesuaikan
rencana program belajar dengan situasi kelas
e. Mengenal kemampuan (entry behavior) anak
didik, dapat dilakukan dengan cara:
·
Mempelajari
tingkat perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi
belajar
·
Mempelajari
prosedur dan teknik untuk mengindentifikasi kemampuan peserta didik
·
Menggunakan
prosedur dan teknik untuk mengidentifikasi kemampuan peserta didik
f. Merencanakan dan melaksanakan pengajaran
remedial, dapat dilakukan dengan cara:
·
Mempelajari
faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
·
Mendiagnosis
kesulitan belajar peserta didik
·
Menyusun
rencana pengajaran remedial
·
Melaksanakan
pengajaran remedial
- Mengelola Kelas
a. Mengatur tat ruang kelas untuk pengajaran,
dapat dilakukan dengan cara :
·
Mempelajari
macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan kelas
·
Mempelajari
kriteria penggunaan macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan
b.
Menciptakan
iklim belajar mengajar yang kondusif, dapat dilakukan
dengan cara :
·
Mempelajari
faktor-faktor yang mengganggu iklim belajar mengajar yang kondusif
·
Mempelajari
strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif
·
Menggunakan
strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif
·
Menggunakan
prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif
- Menggunakan Media/Sumber
a. Mengenal, memilih dan menggunakan media
Kegiatan
yang dapat dilakukan adalah:
·
Mempelajari
macam-macam media pendidikan
·
Mempelajari
kriteria pemilihan media pendidikan
·
Menggunkan
media pendidikan
·
Merawat
alat-alat bantu belajar mengajar
b. Membuat alat-alat bantu pengajaran sederhana
Kegiatan
yang dapat dilakukan adalah:
·
Mengenali
bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekolah untuk membuat alat-alat bantu
·
Mempelajari
perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar
·
Menggunakan
perkakas untuk membuat alat bantu mengajar
c. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam
proses belajar mengajar
Kegiatan
yang dapat dilakukan adalah:
·
Mempelajari
cara-vara menggunakan laboratorium
·
Mempelajari
cara-cara dan aturan pengamanan kerja di laboratorium
·
Berlatih
mengatur tata ruang laboratprium
·
Mempelajari
cara merawat dan menyimpan alat-alat
d. Khusus untuk guru IPA, dapat mengembangkan
laboratorium
Kegiatan
yang dapat dilakukan adlah:
·
Mempelajari
fungsi laboratorium dalam proses belajar mengajar
·
Mempelajari
kriteria pemilihan alat
·
Mempelajari
berbagai desain laboratorium
·
Menilai
keefektifan laboratorium
·
Mengembangkan
eksperimen baru
e. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar
mengajar.
Kegiatan
yang dapat dilakukan adalah:
·
Mempelajari
fungsi-fungsi perpustakaan dalam proses belajar mengajar
·
Mempelajari
macam-macam sumber perpustakaan
·
Menggunakan
macam-macam sumber perpustakaan
·
Mempelajari
kriteria pemilihan sumber kepustakaan
- Menguasai landasan-landasan kependidikan
Kemampuan
menguasai landasan-landasan kependidikan berkaitan dengan kegiatan
berikut:
a. Mempelajari konsep dan masalah pendidikan dan
pengajaran.
b. Mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga sosial
yang dapat memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbal balik
antar sekolah dan masyarakat.
- Mengelola interaksi belajar mengajar
Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar berkaitan dengan kegiatan
berikut:
a. Mempelajari cara-cara memotivasi
siswa untuk belajar
b. Menggunakan cara-cara memotivasi
siswa untuk belajar
c. Mempelajari macam-macam bentuk
pertanyaan
d. Menggunakan macam-macam bentuk
pertanyaan secara tepat
e. Mempelajari beberapa mekanisme
psikologis belajar mengajar di sekolah
f. Mengkaji faktor-faktor positif dan
negative dalam proses belajar
g. Mempelajari cara-cara berkomunikasi
antar pribadi
h. Mengggunakan cara-cara berkomunikasi
antar pribadi
- Menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran
Kemampuan menilai prestasi belajar mengajar
perlu dimiliki oleh guru. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengukur
perubahan tingkah laku peserta didik dan kemampuan mengukur kemahiran dirinya
dalam mengajar dan dalam membuat program.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru
dalam menilai prestasi peserta didik
untuk kepentingan pengajaran adalah
sebagai berikut :
a. Mempelajari fungsi penilaian
b. Mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur
penilaian
c. Menyusun teknik dan prosedur penilaian
d. Mempelajari kriteria pemilihan teknik dan
prosedur penilaian
e. Menggunakan teknik dan prosedur penilaian
f. Mengolah dan menginterpretasi hasil penilaian
g. Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk
perbaikan proses belajar mengajar
h. Menilai teknik dan prosedur penilaian
i.
Menilai
keefktifan program pengajaran
- Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
a. Mengenal fungsi dan program layanan dan
penyuluhan di sekolah, dapat dilakukan dengan cara:
·
Mempelajari
fungsi bimbingan dan penyuluhan di sekolah
·
Mempelajari
program layanan bimbingan di sekolah
·
Mengkaji
persamaan dan perbedaan fungsi, kewenangan, serta tanggung jawab antarguru dan
pembimbing di sekolah
b. Menyelenggarakan program layanan bimbingan di
sekolah, dapat dilakukan dengan cara:
·
Mengidentifikasi
kesulitan-kesulitan yang dihadapi murid sekolah
·
Menyelenggarakan
program layanan bimbingan di sekolah, terutama bimbingan belajar.
- Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
Untuk
lebih memahami penyelanggaraan administrasi sekolah, guru dapat melakukan
kegiatan-kegitan antra lain:
a. Mempelajari struktur organisasi dan
administrasi persekolahan
b. Mempelajari fungsi dan tanggung jawab
administrasi guru, kepala sekolah, dan kantor-krantor dinas pendidikan
c. Mempelajari peraturan-peraturan kepegawaian
pada umumnya dan peraturan kepegawaian guru pada khususnya
d. Menyelenggarakan administrasi sekolah
e. Mempelajari prinsip-prinsip prosedur
pengelolaan program akademik
- Memahami dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran, dapat dilakukan dengan cara :
a. Mempelajari dasar-dasar pengunaan
metode ilmiah dalam penelitian pendidikan
b. Mempelajari teknik dan prosedur
penelitian pendidikan, terutama sebagai konsumen hasil-hasil penelitian
pendidikan
c. Menafsirkan hasil-hasil penilitian
untuk perbaikan pengajaran
C.
Kompetensi
Guru yang Profesional
Pada Pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, disebutkan bahwa seorang guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi
akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang
pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang
relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Kusnandar
(2009:55), kompetensi guru merupakan seperangkat penguasaan kemampuan yang
harus ada dalam diri seorang guru sehingga dapat mewujudkan kinerjanya secara
tepat dan efektif. Disebutkan
pula pada Pasal 10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen bahwa kompetensi guru yang dimaksud meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Kompetensi guru menurut
Kunandar (2009:55) meliputi :
1.
Kompetensi intelektual, yaitu berbagai
perangkat pengetahuan yang ada dalam diri individu yang diperlukan untuk
menunjang berbagai aspek kinerja sebagai guru.
2.
Kompetensi fisik yaitu perangkat
kemampuan fisik yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru
dalam berbagai situasi.
3.
Kompetensi pribadi, yaitu perangkat
perilaku yang berkaitan dengan kemapuan individu dalam mewujudkan dirinya
sebagai pribadi yang mandiri untuk melakukan transformasi diri, identitas diri,
dan pemahaman diri.
4.
Kompetensi sosial, yaitu perangkat
perilaku tertentu yang merupakan dasar dari pemahaman diri sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari lingkungan social serta tercapainya interaksi social
secara efektif.
5.
Kompetensi spiritual, yaitu pemahaman,
penghayatan, serta pengalaman kaidah-kaidah keagamaan.
Menurut Undang-Undang
RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, untuk dapat menjadi guru yang
profesional seseorang harus memiliki empat kompetensi yakni kompetensi
pedogagik, kompetensi kepibadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial
yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
1. Kompetensi
Pedagogik
Menurut
Narwanti (2011:90), pedagogik adalah ilmu mendidik. Kompetensi pedagogik
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi-kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru pada bidang pedagogik ini adalah :
a. Mamapu
mengidentifikasi dan memahami karakteristik peserta didik dari aspek sosial,
moral, kultural, emosional dan intelektual
b. Mampu
memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki
c. Menguasai
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
d. Mampu
merancang pembelajaran yang mendidik
e. Mampu
melaksanakan pembelajaran yang mendidik
f. Mampu
merancang penilaian proses dan hasil belajar
g. Mampu
melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar
2. Kompetensi
Kepribadian
Kompetensi
kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,
dan berakhlak mulia. Menurut Kusnandar (2009:56) kompetensi pribadi adalah
sikap guru berjiwa pancasila yang mengutamakan budaya bangsa Indonesia, yang
rela berkorban bagi kelestarian bangsa dan negaranya. Kompetensi kepribadian guru adalah
kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru yang harus memiliki
nilai-nilai luhur dalam perilaku sehari-harinya.
Guru sebagai tenaga pendidik yang
tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia.
Kepribadian seorang guru yang mantap akan memberikan teladan yang baik terhadap
peserta didik, sehingga guru menjadi sosok yang patut untuk “digugu” (ditaati
nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (di contoh sikap dan perilakunya).
Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak
didik.
Ki
Hajar Dewantoro mengemukakan tentang kepriadian guru yaitu:
Ing ngarso
sungtulodo
Ing madyo mangun
karso
Tut wuri
handayani
Artinya, seorang
guru dituntut melalui sikap dan perbuatan menjadikan dirinya pola panutan dan
ikutan orang-orang yang di pimpinnya, dalam hal ini siswa-siswa di sekolahnya.
Maka
fungsi kompetensi kepribadian guru adalah memberikan bimbingan dan suri
teladan, secara bersama-sama mengembangkan kreativitas serta mendorong peserta
didik untuk lebih maju.
Kompetensi kepribadian yang perlu
dimiliki guru antara lain sebagai berikut:
a. Guru sebagai manusia ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa berkewajiban untuk meningkatkan iman dan ketaqwaannya kepada
Tuhan, sejalan dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. Dalam hal ini guru
mesti beragama dan taat dalam menjalankan ibadahnya.
b. Guru memiliki kelebihan dibandingkan
yang lain. Oleh karena itu perlu di kembangkan rasa percaya pada diri sendiri
dan tanggung jawab bahwa ia memiliki potensi yang besar dalam bidang keguruan
dan mampu untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang di hadapinya.
c. Guru senantiasa berhadapan dengan
komunitas yang berbeda dan beragam keunikan dari peserta didik dan
masyarakatnya maka guru perlu untuk mengembangkan sikap tenggang rasa dan
toleransi dalam menyikapi perbedaan yang ditemuinya dalam berinteraksi dengan
peserta didik maupun masyarakat.
d. Guru diharapkan dapat menjadi
fasilitator dalam menumbuh kembangkan budaya berfikir kritis di masyarakat,
saling menerima dalam perbedaan pendapat dan menyepakatinya untuk mencapai
tujuan bersama maka dituntut seorang untuk bersikap demokratis dalam
menyampaikan dan menerima gagasan-gagasan mengenai permasalahan yang ada di
sekitarnya sehingga guru menjadi terbuka dan tidak menutup diri dari hal-hal
yang berada diluar dirinya.
e. Guru mampu mengembangkan dirinya
sesuai dengan pembaharuan, baik dalam bidang profesinya maupun dalam
spesialisnya.
3. Kompetensi
Profesional
Guru
adalah pejabat profesinal, sebab ia diberi tunjangan profesional. Guru sebagai
pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat
menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan
masyarakat sekelilingnya. Kompetensi profesional merupakan
penguasan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, mencakup penguasaan
materi kurikulum pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadapa struktur dan metodologi keilmuannya.
Menurut Kusnandar (2009:56), kompetensi profesional adalah penguasaan akademik
yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus sehingga guru
itu memiliki wibawa akademis.
Ada 4
kompetensi profesional guru :
a. Mempunyai pengetahuan tentang
belajar dan tingkah laku manusia
b. Mempunyai pengetahuan dan menguasai
bidang studi yang di binanya
c. Mempunyai sikap yang tepat tentang
diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan biudang studi yang dibinanya.
d. Mempunyai keterampilan dalam teknik
mengajar
Kompetensi
profesional guru mencakup :
a. Menguasai
landasan kependidkan, seperti: mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional, mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat, dan mengenal
prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran.
b. Menguasai
bahan pembelajaran, seperti: menguasai materi pembelajaran, kurikulum
pembelajaran sesuai jurusan.
c. Menyusun
progam pengajaran, seperti: menetapkan tujuan, memilih dan mengembangkan bahan
pembelajaran, memilih dan mengembangkan media pembelajaran, memilih dan
mengembangkan sumber belajar.
d. Melaksanakan
progam pengajaran, yaitu: menciptakan iklim pembelajaran yang tepat, mengatur
ruangan belajar, dan mengelola interaksi belajar mengajar.
e. Menilai
hasil dan proses pembelajarn yang telah dilaksanakan, yaitu: menilai prestasi
siswa untuk kepentingan pembelajaran, dan menilai proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
4. Kompetensi
sosial
Guru merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga
pendidikan. Baik atau buruknya perilaku (cara menagajar) guru akan sangat
mempengaruhi citra lembaga pendidikan tersebut. Kemampuan sosial merupakan
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik , sesama peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Menurut Kusnandar (2009:56) kompetensi
kemasyarakatan (sosial) adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk
partisipasi sosial seorang guru dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tempat
ia bekerja, baik formal maupun informal.
Kompetensi
sosial berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam bekomunikasi dengan
masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga
peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki
karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang
bukan guru. Misi yang diemban guru adalah misi kemanusiaan. Mengajar dan
mendidik adalah tugas memanusiakan manusia.
Kompetensi
sosial guru tercermin melalui indikator (1) interaksi guru dengan siswa, (2)
interaksi guru dengan kepala sekolah, (3) interaksi guru dengan rekan kerja,
(4) interaksi guru dengan orang tua siswa, dan (5) interaksi guru dengan
masyarakat.
Jenis-jenis
kompetensi sosial yang harus dimiliki guru menurut Cece Wijaya adalah sebagai
berikut:
a. Terampil Berkomunikasi dengan
Peserta Didik dan Orang Tua Peserta Didik
Keterampilan berkomunikasi dengan orang tua peserta didik,
baik melalui bahasa lisan maupun tertulis, sangat diperlukan oleh guru.
Penggunaan bahasa lisan dan tertulis yang baik dan benar diperlukan agar orang
tua peserta didik dapat memahami bahan yang disampaikan oleh guru, dan lebih
dari itu agar guru dapat menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat dalam
menggunakan bahasa secara baik dan benar. Guru dalam hal ini menciptakan
suasana kehidupan sekolah sehingga terjalin pertukaran informasi timbal balik
untuk kepentingan peserta didik dan senantiasa menerima dengan lapang dada
setiap kritik membangun yang disampaikan orang tua terhadap sekolahnya.
b. Bersikap Simpatik
Mengingat
peserta didik dan orang tuanya berasal dari latar belakang pendidikan dan
sosial ekonomi keluarga yang berbeda, guru dituntut untuk mampu menghadapinya
secara individual dan ramah. Ia diharapkan dapat menghayati perasaan peserta
didik dan orang tua yang dihadapinya sehingga dapat berhubungan dengan mereka
secra luwes. Mereka selalu siap memberikan bantuan kepada guru secara individual
dengan kondisi sosial psikologis guru dan sesuai dengan latar belakang sosial
ekonomi dan pendidikannya.
c. Dapat Bekerja Sama dengan Dewan
Pendidikan/Komite Sekolah
Guru harus
dapat menampilkan dirinya sedemikian rupa, sehingga kehadirannya diterima di
masyarakat. Dengan cara demikian, dia akan mampu bekerja sama dengan Dewan
Pendidikan/Komite Sekolah baik di dalam maupun di luar kelas. Untuk itu guru
perlu memahami kaidah-kaidah psikologis yang melandasi perilaku manusia,
terutama yang berkaitan dengan hubungan antar manusia. Sebagai ilustrasi, guru
yang ada di sekolah harus mengetahui karakteristik lingkungan sosial budaya
masyarakat ditempat guru bekerja dan di tempat tinggalnya sehingga adaptasi
yang di lakukan akan lebih diterima oleh masyarakat. Apalagi berkaitan dengan
program sekolah yang secara tidak langsung memerlukan dukungan dari pihak orang
tua, dalam hal ini lembaga Dewan Pendidikan/Komite Sekolah yang merupakan wakil
dari orang tua peserta didik dan masyarakat (stakeholder)
d. Pandai Bergaul dengan Kawan Sekerja
dan Mitra Pendidikan
Guru
diharapkan dapat menjadi tempat mengadu oleh sesama kawan sekerja dan orang tua
peserta didik, dapat diajak berbicara mengenai berbagai kesulitan yang di
hadapi guru lain atau orang tua berkenaan dengan anaknya, baik di bidang
akademis ataupun sosial. Sebagai ilustrasi kehidupandi sekolah merupakan
gambaran kehidupan di masyarakat yang penuh dinamika. Oleh karena itu,
guru-guru dan murid-murid yang ada di dalamnya memiliki sifat yang berbeda, ada
yang pendiam, pemalu, pemarah, penakut, agresif dan sebagainya. Untuk itu
terutama guru-guru harus mampu menjalin hubungan yang harmonis di antara mereka
sendiri dan tidak segan untuk saling berbagai pengalaman sehingga merupakan
satu kesatuan yang utuh dalam membina pendidikan di sekolah.
e. Memahami Dunia Sekitarnya
(Lingkungannya)
Sekolah
ada dan hidup dalam suatu masyarakat. Masyarakat yang ada di sekitar sekolah
selalu mempengaruhi perkembangan pendidikan di sekolah, karena itu guru wajib
mengenal dan menghayati dunia sekitar sekolah, minimal masyarakat
kelurahan/desa dan kecamatan dimana sekolah dan guru berada.
D.
Bagaimana
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan
Pembelajaran
melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk
menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, diperlukan berbagai
keterampilan, salah satunya adalah keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar
merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari
berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Setiap keterampilan memiliki komponen dan prinsip-prinsip
dasar tersendiri. Delapan keterampilan yang dimaksud adalah :
1. Keterampilan
membuka dan menutup pelajaran
Membuka
pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk menciptakan
kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka
dapat memusatkan perhatian pada pelajaran yang disajikan sehingga memberika
efek yang positif pada kegiatan pembelajaran. Ada beberapa komponen dalam
membuka pelajaran yaitu menarik perhatian siswa, memotivasi siswa, memberi
acuan dan membuat kaitan. Komponan-komponen tersebut dapat terlihat dalam kegiatan-kegiatan
yang dapat dilakukan untuk membuka pelajaran yaitu :
a. Menghubungkan
materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari.
b. Menyampaikan
tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang akan dipelajari (tujuan
dirumuskan bersama peserta didik).
c. Menyampaikan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus diselesaikan
untuk mencapai tujuan yang harus dirumuskan.
d. Mendayagunakan
media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang disajikan.
e. Mengajukan
pertanyaan untuk mengetahui batas pemahaman peseta didik terhadap materi yang
telah dipelajari.
Beberapa
tujuan dari kegiatan membuka pelajaran adalah :
a. Membantu
siswa mempersiapkan diri agar sejak awal siswa telah dapat membayangkan
pelajaran yang akan dipelajari.
b. Menimbulkan
minat dan perhatian siswa.
c. Membantu
sisiwa mengatahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
Menutup
pelajaran dilakukan pada akhir setiap pelajaran. Menutup pelajaran merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mengetahui pencapaian
tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari, serta
mengakhiri kegiatan pembelajaran. Ada beberapa komponen dalam menutup pelajaran
yaitu meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dan mengevaluasi.
Komponan-komponen tersebut dapat terlihat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan untuk menutup pelajaran yaitu :
a. Menarik
kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. Dapat dilakukan oleh guru,
oleh peserta didik atas permintaan guru, ataupun oleh peserta didik bersama
guru
b. Mengajukan
beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan keefektifan
pembelajaran yang telah dilaksanakan
c. Menyampaikna
bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas-tugas yang harus
dikerjakan sesuai dengan pokok bahansan yang telah dipelajari
d. Memberikan
post tes baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan.
Beberapa tujuan dari kegiatan menutup pelajaran
adalah :
g. Mengetahui
tingkat keberhasilan siswa dalam belajar.
h. Mengetahui
tingkat keberhasilan guru dalam mengajar.
i.
Membantu siswa mengetahui hubungan
pengalaman yang telah dikuasai dengan hal yang baru dipelajarinya.
Menutup pelajaran pun perlu dilakukan secara
profesional untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan menimbulkan kesan yang
menyenangkan. Kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk menutup pelajaran antara
lain:
a. Meninjau
kembali
Meninjau kembali palajaran yang
telah disampaikan dapat dilakukan dengan cara merangkum dan menarik kesimpulan
yang mengacu pada tujuan pembelajaran yang dapat dilakukan oleh peserta didik
di bawah bimbingan guru, oleh guru ataupum peserta didik bersama guru. Kegiatan
ini dilakukan untuk memantapkan pokok-pokok materi yang telah disajikan.
b. Mengevaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
keefektifan pembelajaran yang dilakukan dan untuk mengetahui apakah peserta
didik telah mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan melalui pembelajaran.
Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai balikan untuk memperbaiki program
pembelajaran.
c. Tindak
lanjut
Tindak lanjut merupakan kegiatan
yang harus dilaukan peserta didik setelah pembelajaran dilakukan. Kegiatan ini
perlu diberikan oleh guru agar terjadi pemantapan pada diri peserta didik
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak
termasuk kegiatan rutin yang dilakukan oleh siswa seperti menyiapkan alat
peraga, mengucapkan salam, mengisi daftar hadir dan sebagainya. Prinsip-prinsip
penggunaan keterampilan membuka dan menutup pelajaran adah bermakna serta
berurutan dan berkesinambungan.
Membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan secara
profesional akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran,
yaitu :
a. Membangkitkan
motivasi belajar peserta didik.
b. Peserta
didik memiliki kejelasan terhadap tugas yang harus dikerjakan serta
langkah-langkah penyelesaian tugas dan batas pengumpulan tugas.
c. Peserta
didik memperoleh gambaran yang jelas mengenai pendekatan yang diambil
dalam mempelajari materi ajar dan
mencapai tujuan yang dirumuskan.
d. Peserta
didik memahami hubungan bahan-bahan atau pengalaman yang telah dimilikinya
dengan hal-hal baru yang akan dipelajarinya.
e. Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta,
konsep-konsep, dan prinsip-prinsip dalam suatu peristiwa pembelajaran.
f. Peserta
didik mengetahui tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan terhadap
bahan yang dipelajari. Dan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Agar kegiatan membuka dan menutup pelajaran dapat
dilakukan secara efektif dan berhasil guna perlu diperhatikan komponen-komponen
yang terkait di dalamnya. Komponen-komponen yang berkatan dengan membuka
pelajaran adalah :
a. Menarik
perhatian peserta didik
Dapat dilakukan melalui gaya mengajar
guru, penggunaan media dan sumber belajar yang bervariasi, dan menggunakan pola
interaksi belajar-mengajar yang bervariasi.
b. Membangkitkan
motivasi
Minimal ada empat cara yang dapat
dilakukan oleh guru untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik, yaitu :
·
Kehangatan dan semangat
Sikap guru yang hangat dan penuh
semangat dapat membangi=kitkan motivasi belajar, rasa senang, dan semangat
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan kepadanya.
·
Membangkitkan rasa ingin tahu
Untuk membangkitkan rasa ingin tahu
dalam diri setiap peserta didik, guru dapat melakukan berbagai kegiatan, antara
lain bercerita yang menimbulkan rasa penasaran dan pertanyaan,
mendemonstrasikan suatu peristiwa. Kemudian memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengajukan berbagai pertnayaan berkaitan dengan apa telah
diceritakan atau didemonstrasikan.
·
Mengemukakan ide yang bertentangan
Ide dan pertanyaan yang dikemukakan
perlu disesuaikan dengan tingkatan kelas.
·
Memperhatikan minat elajar peserta didik
Setiap peserta didik memiliki
perbedaan individual sehingga memiliki minat yang berbeda pula. Namun ada
minat-minat umum yang dapat diperhatikan guru sesuai dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya (seperti usia, jenis kelamin, lingkungan, adat, budaya, dan
status sosial ekonomi masyarakat pada umumnya).
c. Memberikan
acuan
Memberi acuan adalah usaha
mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang
memungkinkan peserta didik memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang
akan dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi
pembelajaran. Untuk memberikan acuan, dapat dilakukan dengan :
·
Mengemukakan tujuan dan tugas-tugas
Hal ini dilakukan agar peserta
didik memperoleh gambaran mengenai ruang lingkup materi yang akan dipelajari
dan tugas-tugas yang harus dikerjakan.
·
Menyarankan langkah-langkah yang akan
dilakukan
Jika guru memberikan saran-saran
mengenai langkah-langkah kegiatan yang perlu dilakukan maka peserta didik akan
terarah cara belajarnya atau dalam mengerjakan tugas-tugas.
·
Mengingatkan masalah pokok yang akan
dibahas
Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas. Misalnya guru
mengingatkan peserta didik untuk menemukan hal-hal positif atau pun negatif.
·
Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
sebelum menjelaskan materi pembelajaran akan mengarahkan peserta didik terhadap
isi pelajaran yang akan dipelajari.
d. Membuat
kaitan
Untuk
membuat kaitan dalam membuka pelajaran, guru dapat melakukannya dengan
menghubungkan antara materi yang akan disampaikan dengan materi yang telah
dikuasai peserta didik, serta perlu juga dikaitkan dengan pengalaman, minat,
dan kebutuhan peserta didik.
Cara
yang dapat dilakukan guru antara lain:
·
Mengajukan pertanyaan apersepsi
·
Mengulas sepintas garis besar isi
pelajaran yang telah lalu
·
Mengaitkan materi yang diajarkan dengan
lingkungan peserta didik
·
Menghubungkan bahan pelajaran yang
sejenis dan berurutan.
2. Keterampilan
mengelola kelas
Pengelolaan
kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.
Beberapa
prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah kehangatan dan
keantusiasan, tantangan, bervariasi, luwes, penekanan pada hal-hal positif, dan
penanaman disiplin diri.
Jenis kemampuan yang perlu dimiliki
oleh guru adalah:
a. Mengatur
tata ruang kelas untuk pengajaran
Kemamapuan ini dapat dikuasai
dengan cara:
·
Mempelajari macam-macam pengaturan
tempat duduk dan setting ruangan kelas
·
Mempelajari kriteria penggunaan
macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan
b. Menciptakan
iklim belajar mengajar yang kondusif
Kemampuan ini dapat dikuasai dengan
cara:
· Mempelajari
faktor-faktor yang mengganggu iklim belajar mengajar yang kondusif
· Mempelajari
strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif
· Menggunakan
strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif
· Menggunakan
prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif
3. Keterampilan
memberikan penguatan
Penguatan
merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemingkinan
terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakuakan secara verbal
yaitu berupa kata-kata dan kalimat pujian ataupun secara nonverbal yang dapat
dilakukan dengan gerakan-gerakan yang menyenangkan, dengan prinsip kehangatan,
keantusiansan, kebermaknaan dan menghindari penggunaan respon yang
negatif. Penguatan bertujuan untuk :
a. Meningkatakan
perhatian peserta didik terhadap pembelajaran
b. Merangsang
dan meningkatkan motivasi belajar
c. Meningktakan
kegiatan belajar dan membina perilaku yang produktif
Penguatan harus dilakukan dengan segera dan
bervariasi. Penguatan dapat ditujukan kepada pribadi tertentu, kelompok, dan
kelas secara keseluruhan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru
dalam memberikan penguatan yaitu :
a.
Penguatan harus diberikan dengan
sungguh-sungguh
b.
Penguatan yang diberikan harus memiliki
makna yang sesuai dengan kompetensi yang diberi penguatan
c.
Hindari respon negatif terhadap jawaban
peserta didik
d.
Penguatan harus dilakukan segera setelah
suatu kompetensi ditampilkan
Jangan menunda-nunda pemberian
penguatan, karena pemberian penguatan yang ditunda-tunda akan mengakibatkan
tidak berarti bagi peserta didik dan tidak jelas kepada siapa ditujukan.
e.
Penguatan yang diberikan hendaknya
bervariasi
Pemberian penguatan hendaknya
dilakukan secara bervariasi, dari cara yang satu kepada cara yang lain. Hal ini
dilakukan oleh guru dengan melihat tingkat perbuatan yang dilakukan oleh
peserta didik. Jika pemberian penguatan ini tidak dilakukan bervariasi
mengakibatkan peserta didik menjadi bosan terhadap penguatan yang diberikan
sehingga dapat pula menjadi tidak berarti.
4. Keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi
kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam
interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi adalah memusatkan perhatian
peserta didik pada tujuan dan topik diskusi, memperluas masalah, menganalisis
pandangan peserta didik, meningkatkan partisipasi peserta didik, menyebarkan
kesempatan berpartisipasi, dan menutup diskusi.
Karakteristik
diskusi kelompok kecil adalah :
a. Melibatkan
3-5 peserta dalam setiap kelompok
b. Berlangsung
secara informal, sehingga dapat terjadi komunikasi langsung antar anggota
c. Memiliki
tujuan yang akan dicapai dengan kerja sama antar anggota
d. Berlangsung
secara sistematis
Ada beberapa ketempilan yang harus dimiliki oleh
pemimpin diskusi untuk menyukseskan jalannya diskusi kelompok kecil, yaitu memusatkan
perhatian, memperjelas masalah atau urunan pendapat, menguraikan setiap gagasan
anggota kelompok, meningkatkan urunan peserta didik, menyebarkan kesempatan
berpartisipasi, dan menutup kegiatan diskusi.
Selain itu, ada juga hal-hal yang harus dipersiapkan
oleh guru agar diskusi kelompok kecil dapat digunakan secara efektif dalam
pembelajaran yaitu memilih topik yang sesuai, membentuk kelompok secara tepat,
mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik dapat
berpartisipasi secara aktif.
5. Keterampilan
bertanya dasar
Keterampilan bertanya dasar
mencakup :
a. Pertanyaan
yang jelas dan singkat
Pertanyaan perlu disusun secara
jelas dan singkat, serta harus memperhitungkan kemampuan berpikir dan
perbendaharaan kata yang dikuasai peserta didik.
b. Memberi
acuan
Dalam pembelajaran di kelas,
sebelum mengajukan pertanyaan, huru perlu untuk memberikan acuan berupa
pertanyaan atau penjelasan singkat berisi informasi yang sesuai dengan jawaban
yang diharapkan.
c. Memusatkan
perhatian
Pemusatan perhatian dapat dilakukan
dengan memberikan pertanyaan ataupun dengan tindakan-tindakan kecil, seperti
mengetuk papan tulis.
d. Memberi
giliran dan menyebarkan pertanyaan
Guru hendaknya berusaha agar semua
peserta didik mendapat giliran dalam menjawab pertanyaan agar peserta didik
dapat terliat secara maksimal dalam pembelajaran serta dapat menumbuhkan
keberanian peserta didik dan menjadikan suasana pembelajaran menyenangkan.
Penyebaran berbeda dengan pemberian giliran, karena penyebaran merupakan
bebrapa pertanyaan berbeda yang disebar secara bergiliran dan dijawab oleh
peserta didik tang berbeda.
e. Pemberian
kesempatan berpikir
Kesempatan berpikir diperlukan agar
peserta didik dapat merumuskan dan menyusun jawabannya. Jangan menunjuk peserta
didik sebelum memberikan pertanyaan sebab hal ini dapat mengakibatkan peserta
didik yang ditunjuk tidak memiliki kesempatan untuk berpikir dan peserta didik
yang lain menjadi tidak memperhatikan.
f. Pemberian
tuntunan
Guru hendaknya dapat memberikan
tuntunan kepada peserta didik yang tidak dapat memberikan jawaban yang tepat,
tuntunan yang diberikan menuju pada suatu jawaban yang tepat.
6. Keterampilan
bertanya lanjut
Keterampilan bertanya lanjut
merupakan kelanjutan dari keterampilan bertanya dasar. Komponen-komponen
keterampilan bertanya lanjut adalah :
a. Pengubahan
tuntunan tingkat kognisi dalam mwnjawab pertanyaan, dalam hal ini pertanyaan
yang diberikan guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-beda.
b. Pengaturan
urutan pertanyaan, hal ini untuk mengembangkan tingkat kognisi dari yang
sifatnya rendah ke yang lebih tinggi dan kompleks.
c. Penggunaan
pertanyaan pelacak, hal ini dilakukan oleh guru jika jawaban siswa benar namun
masih dapat ditingkatkan menjadi sempurna.
d. Peningkatan
terjadinya interaksi, dalam hal ini hendaknya guru mengurangi atau
menghilangkan peranannya sebagi penanya sentral dengan cara mencegah pertanyaan
dijawab oleh seorang siswa.
7. Keterampilan
menjelaskan pelajaran
Kegiatan menjelaskan dapat
diartikan sebagai usaha penyajian informasi secara lisan. Menjelaskan merupakan
suatu aspek penting yang harus dimiliki oleh guru, kerena sebagian besar
pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan. Ada beberapa prinsip
yang harus diperhatikan dalam memberikan suatu penjelasana, yaitu :
a. Penjelasan
dapat diberikan selama kegiatan pembelajaran berlangsung, baik di awal, tengah,
maupun di akhir kegiatan pembelajran.
b. Penjelasan
harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi.
c. Penjelasan
dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta didik atau menjelaskan
materiyang sudah direncanakan untuk mencapai tujuan tujuan pembelajaran.
d. Materi
yang disampaikan harus sesuai dengan kompetensi dasar dan bermakna bagi peserta
didik.
e. Penjelasan
yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan peserta didik.
f. Dalam
menjelasakan guru harus memperhatikan variasi gaya belajar agar penjelasan
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
g. Penjelasan
harus menggunakan ahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh peserta didik.
h. Dalam
memberikan penjelasan guru harus bersemangat agar peserta didik tidak mudah
bosan.
Jika kegiatan menjelaskan pelajaran
ini dilaksanakan dengan tepat sasaran maka akan memberikan banyak manfaat,
yaitu :
·
Membimbing peserta didik untuk memahami
dengan jelas jawaban dari pertanyaan yang mereka ajukan atau yang dikemukakan
oleh guru.
·
Melibatkan peserta didik secara aktif
ikut memecahkan masalahdalam kegiatan pembelajaran.
·
Mendapat balikan dari peserta didik
mengenai pemahamannya serta dapat mengatasi kesalahfahaman.
·
Dapat memperjelas peserta didik untuk
menguasai materi yang akan dipelajari.
·
Memotivasi siswa untuk lebih giat
belajar.
Penggunaan
penjelasan dalam pembelajaran memiliki beberapa komponen yang harus
diperhatikan yaitu ;
·
Perencanaan
Penjelasan guru perlu untuk
direncanakan dengan baik. Dalam perenacanaan, ada dua hal yang harus
diperhatikan oleh guru, yaitu isi pesan yang akan disampaikan dan peserta didik.
·
Penyajian
Agar penjelasan yang diberikan
dapat dipahami dengan baik oleh pserta didik maka guru hendaknya memperhatikan
kejelasan bahasa yang diucapkan, intonasi yang sesuai, bahasa Indonesia yang
baik dan benar, hindari kata-kata yang tidak perlu, serta penggunaan contoh dan
ilustrasi yang sesuai. Pemberian contoh dilakukan untuk memperjelas hal-hal
yang sulit untuk dipahami peserta didik, sehingga dalm memberikan contoh
biasanya guru menjelaskan dalil kemudian memberikan beberapa contoh lalu kembali
lagi kepada dalil. Pola yang menghubungkan dalil dan contoh ada dua cara yaitu
pola induktif dan deduktif. Pola yang digunakan bergantung pada materi
pelajaran, kemampuan, usia dan latar belakang kemampuan peserta didik tentang
pembelajaran tersebut.
8. Keterampilan
mengadakan variasi
Memberikan variasi dalam proses
belajar-mengajar merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan oleh
gurukarena telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa semakin banyak guru
mengadakan variasi dalam mengajar maka semakin berhasil pengajarannya. Dan
sebaliknya, jika guru tidak mengadakan variasi maka akan menimbulkan kebosanan
bagi peserta didik.
Pemberian variasi yang tepat dalam
proses belajar-mengajar akan memberikan manfaat bagi peserta didik, yaitu :
a. Menumbuhkan
dan meningkatkan perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
b. Memberikan
kesempatan berkembangnya rasa ingin tahu peserta didik terhadap hal-hal yang
baru diketahuinya
c. Memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk memusatkan perhatiannya
d. Menghindarkan
peserta didik dari rasa bosan dalam belajar
e. Mendorong
peserta didik untuk berdiskusi dengan temannya
Ada
3 aspek dalam keterampilan mengadakan variasi yang harus dikuasai oleh guru,
yaitu :
a. Variasi
dalam gaya mengajar
Dalam memberikan variasi gaya
mengajar, guru dapat melakukannya dengan cara variasi dalam suara, pemberian
kesenyapan, variasi dalam gerak badan dan mimik, variasi dalam pergantian
posisi guru di kelas, serta variasi dalam pemberian penguatan.
b. Variasi
dalam penggunaan media pembelajaran
Media pemelajaran dikelompokkan
menjadi 3 jenis yaitu yang dapat dilihat, yang dapat didengar, serta yang dapat
diraba dan dimanipulasi. Variasi ini perlu dilakukan oleh guru untuk menjaga
perhatian siswa.
c. Variasi
pola interaksi dan kegiatan peserta didik
Variasi diberikan sesuai dengan
situasi dan kondisi saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Sumber :
Bafadal, Ibrahim. 2004. Peningkatan profesionalisme guru sekolah dasar. Jakarta : Bumi Aksara.
Kusnandar.
2009. Guru Profesional Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Setrifikasi Guru.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Mulyasa,
E. 2011. Menjadi Guru Profesional
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Narwanti,
Sri. 2011. Creative Learning Kiat menjadi
Guru Kreatif dan Favorit. Yogyakarta : Familia
Soetomo.
1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar
Mengajar. Surabaya : Usaha Nasional.
Suwarna.
_____. Pengajaran Mikro. _____: Tiara
Wacana
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Anisa,
Luluk Ika Fatul. 2011. “Kompetensi Kepribadian, Sosial, dan Profesional Guru”. http://www.infodiknas.com/kompetensi-kepribadian-sosial-dan-profesional-guru/. Diunduh
tanggal 15 Februari 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar