1.
Pengertian Validitas dan Macam-Macam Validitas
Validitas adalah salah satu ciri yang menandai tes
hasil belajar yang baik. Untuk dapat menentukan apakah suatu tes hasil belajar
telah memiliki validitas atau daya ketepatan pengukuran, dapat dilakukan dari
dua segi, yaitu dari segi tes itu sendiri dan dari sesi itemnya.
Validitas sebuah tes menyangkut apa yang diukur tes
dan seberapa baik tes itu bisa diukur. Validitas sebuah tes memberi tahu
tentang apa yang bisa kita simpulkan dari skor-skor tes. Menilai validitas
adalah penting bagi peneliti karena sebagian besar instrumen yang digunakan
dalam penyelidikan pendidikan dan psikologi dirancang untuk mengukur konstruksi
hipotesis.
Dalam hal ini
validitas dikenal empat macam, yang diantaranya yaitu :
a.
Validitas isi (Content
Validity)
Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar
dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang
diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering disebut
validitas kurikuler. Validitas isi yaitu validitas yang dilirik dari segi isi
tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar. Validitas isi dari suatu
tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan
penganalisisan, penelusuran/ pengkajian terhadap isi yang terkandung dalam tes
hasil belajar.
b.
Validitas konstruksi
Suatu tes hasil
belajar dinyatakan sebagai tes yang telah memiliki validitas konstruksi apabila
tes hasil belajar tersebut ditinjau dari segi susunan, kerangka atau rekaannya
telah dapat dengan tepat mencerminkan suatu konstruksi dapat diartikan sebagai
validitas yang ditilik dari segi susunan, kerangka atau rekaannya. Sebuah tes
memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes
tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan pada tujuan konstruksional
khusus.
c.
Validitas empiris
Validitas empiris
adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil evaluasi pada analisis
bersifat empiric dimana validitas ini bersumber atau diperoleh atas dasar
pengamatan di lapangan, validitas ini sesuai dengan pengalaman. Yang mana
sesuai antara hasil tes dengan hasil pengamatan. Untuk dapat menentukan apakah
tes hasil belajar sudah memiliki validitas empiris dari dua segi yaitu segi
daya ketepatan meramalnya (predictive validity) dan daya ketepatan bandingannya
(concurrent validity)
d.
Validitas prediksi
(Predictive validity)
Memprediksi artinya
meramal. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas
meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan dating. Sebagai alat
pembanding validitas prediksi adalah nilai-nilai yang diperoleh setelah peserta
tes pelajaran di perguruan tinggi.
2.
Cara Menghitung Koefisien Validitas
Cara menentukan tingkat tingkat (indeks) validitas
kriterium adalah dengan menghitung koefisien korelasi antara alat evaluasi yang
telah dilaksanakan yang diasumsikan telah mencerminkan kemampuan siswa yang
sebenarnya. Makin tinggi koefisien korelasinya makin tinggi tinggi pula
validitas alat evaluasi tersebut.
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya
sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes
tersebut dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran
adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson.
Rumus korelasi product moment ada dua macam, yaitu:
a. Korelasi product moment dengan simpangan
b. Korelasi product moment dengan angka kasar
Rumus korelasi product moment dengan simpangan adalah
r_xy = (∑xy)/ √(( ∑x2)/( ∑y2))
Dimana :
= koefisien antara variabel x dan y
= jumlah perkalian x dan y
= kuadrat x
= kuadrat y
Rumus koefisien product moment dengan angka kasar:
r_xy=(NΣxy-((∑x) )
(∑y))/√((NΣx2-(∑x)2 (NΣy2-(Σy)2) )
3.
Cara Menghitung Koefisien Validitas Item
Validitas item dikatakan valid apabila mempunyai
dukungan yangbesar terhadap skor total. Sebuah item memiliki validitas yang
tinggi jika skor pada item mempunyai kesjajaran dengan skor total. Untuk
soal-soal bentuk objektif skor untuk item bisa diberikan dengan 1 (bagi item
yang dijawab benar) dan 0 ( bagi item yang dijawab salah), sedangkan skor total
selanjutnya merupakan jumlah dari skor untuk semua item yang membangun soal
tersebut.
Ada cara lain untuk menghitung validitas item. Slah
satu cara yang terkenala adalah menggunakan rumus :
rpbi =( (Mp-Mt) / SDt) x √p/q
Keterangan
rpbi = Koefisien korelasi biserial
Mp= rerata skor dari subjek yang menjawab
betul bagi item yang di cari validitasnya
Mt= rerata skor tota
SDt= standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
(p =banyak siswa yang benar / seluruh siswa)
q = proporsi siswa yang menjawab salah
(q=1-p)
1.2 Menginterprestasikan Sikap Nilai Koefisien Validitas
Koefisien orelasi selalu terdapat antara -1,00 hingga
+1,00.. Namun karena dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka-angka
sangat mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negatif
menunjukan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif menunjukan adanya
interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
• Antara 0.800 – 1.00 = Sangat Tinggi
• Antara 0.600 – 0.800 = Tinggi
• Antara 0.400 – 0.600 = Cukup
• Antara 0.200 – 0.400 = Rendah
• Antara 0.000 – 0.200 = Sangat Rendah
Penafsiran harga koefisien korelasi ada dua cara yaitu
:
1. Dengan melihat harga r
dan di Interpretasikan misalnya korelasi tinggi, cukup dan sebagainya
2. Dengan berkolerasi ke
table harga kritis r product moment sehingga dapat diketahui signifikan. Begitu
juga sebaliknya
Contoh interpretasi :
Dari table yang telah
disediakan yaitu mengenai tabel persiapan ntuk mencari validitas tes prestasi
matematika yang telah diperlihatkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa besarnya
koefisien korelasi antara variable x dan variable y dinilai tinggi.
4.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas Suatu Alat Evaluasi
Banyaknya fakor yang dapat mempengaruhi hasil evaluasi. Beberapa fakor
tersebut secara garis besar dapat dibedakan menurut sumbernya, yaitu faktor
internal dari tes dan faktor eksternal dari siswa yang bersangkutan.
1.
Faktor yang berasal
dari tes
Beberapa sumber yang
pada umumnya berasal dari factor internal tes evaluasi diantaranya yaitu :
a.
Arahan tes yang
disusun dengan makna tidak jelas
b.
Kata-kata yang
digunakan dalam struktur instrument evaluasi terlalu sulit
c.
Item-item tes
dikonstruksi dengan jelek
d.
Tingkat kesulitan item
tes tidak tepatdengan materi pembelajaran yang diterima oleh siswa
e.
Waktu yang
dialokasikan tidak tepat
f.
Jumlah item tes
terlalu sedikit
g.
Jawaban masing-masing
item bias diprediksi oleh siswa
2.
Faktor yang berasal
dari administrasi dan skor.
Berikut factor yang
sumbernya berasal dari proses administrasi dan skor :
a.
Waktu pekerjaan tidak
cukup
b.
Adanya kecurangan
dalam tes
c.
Pemberian petunjukdari
pengawas yang tidak dapat dilakukan oleh semua siswa
d.
Teknik pemberian skor
yang tidak konsisten
e.
Siswa tidak dapat
mengikuti arahan yang diberikan dalam tes baku
f.
Adanya orang lain yang
masuk menjawab item tes yang diberikan
3.
Faktor-faktor yang
berasal dari jawaban siswa
Seringkali terjadi
bahwa interpretasi terhadap item-item tes evaluasi tidak valid karena
dipengaruhi oleh jawaban siswa pada intrepretasi item-item pada tes evaluasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar