My Facebook Fanpage

Kamis, 07 Juni 2012

VALIDITAS SEBAGAI ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN


1.      Pengertian Validitas dan Macam-Macam Validitas
Validitas adalah salah satu ciri yang menandai tes hasil belajar yang baik. Untuk dapat menentukan apakah suatu tes hasil belajar telah memiliki validitas atau daya ketepatan pengukuran, dapat dilakukan dari dua segi, yaitu dari segi tes itu sendiri dan dari sesi itemnya.
Validitas sebuah tes menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu bisa diukur. Validitas sebuah tes memberi tahu tentang apa yang bisa kita simpulkan dari skor-skor tes. Menilai validitas adalah penting bagi peneliti karena sebagian besar instrumen yang digunakan dalam penyelidikan pendidikan dan psikologi dirancang untuk mengukur konstruksi hipotesis.

Dalam hal ini validitas dikenal empat macam, yang diantaranya yaitu :
a.      Validitas isi (Content Validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering disebut validitas kurikuler. Validitas isi yaitu validitas yang dilirik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar. Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisisan, penelusuran/ pengkajian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar.
b.      Validitas konstruksi
Suatu tes hasil belajar dinyatakan sebagai tes yang telah memiliki validitas konstruksi apabila tes hasil belajar tersebut ditinjau dari segi susunan, kerangka atau rekaannya telah dapat dengan tepat mencerminkan suatu konstruksi dapat diartikan sebagai validitas yang ditilik dari segi susunan, kerangka atau rekaannya. Sebuah tes memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan pada tujuan konstruksional khusus.
c.       Validitas empiris
Validitas empiris adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil evaluasi pada analisis bersifat empiric dimana validitas ini bersumber atau diperoleh atas dasar pengamatan di lapangan, validitas ini sesuai dengan pengalaman. Yang mana sesuai antara hasil tes dengan hasil pengamatan. Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki validitas empiris dari dua segi yaitu segi daya ketepatan meramalnya (predictive validity) dan daya ketepatan bandingannya (concurrent validity) 
d.      Validitas prediksi (Predictive validity)
Memprediksi artinya meramal. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan dating. Sebagai alat pembanding validitas prediksi adalah nilai-nilai yang diperoleh setelah peserta tes pelajaran di perguruan tinggi. 

2.      Cara Menghitung Koefisien Validitas
Cara menentukan tingkat tingkat (indeks) validitas kriterium adalah dengan menghitung koefisien korelasi antara alat evaluasi yang telah dilaksanakan yang diasumsikan telah mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Makin tinggi koefisien korelasinya makin tinggi tinggi pula validitas alat evaluasi tersebut.
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson.
Rumus korelasi product moment ada dua macam, yaitu:
a. Korelasi product moment dengan simpangan
b. Korelasi product moment dengan angka kasar
Rumus korelasi product moment dengan simpangan adalah
r_xy = (∑xy)/ (( ∑x2)/( ∑y2))
Dimana :
= koefisien antara variabel x dan y
= jumlah perkalian x dan y
= kuadrat x
= kuadrat y

Rumus koefisien product moment dengan angka kasar:
 r_xy=(NΣxy-((∑x) ) (∑y))/√((NΣx2-(∑x)2 (NΣy2-(Σy)2) )

3.      Cara Menghitung Koefisien Validitas Item
Validitas item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yangbesar terhadap skor total. Sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesjajaran dengan skor total. Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item bisa diberikan dengan 1 (bagi item yang dijawab benar) dan 0 ( bagi item yang dijawab salah), sedangkan skor total selanjutnya merupakan jumlah dari skor untuk semua item yang membangun soal tersebut.
Ada cara lain untuk menghitung validitas item. Slah satu cara yang terkenala adalah menggunakan rumus :
rpbi =( (Mp-Mt) / SDt) x √p/q
Keterangan 
rpbi = Koefisien korelasi biserial
Mp= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang di cari validitasnya
Mt= rerata skor tota
SDt= standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
(p =banyak siswa yang benar / seluruh siswa)
q = proporsi siswa yang menjawab salah
(q=1-p)

1.2 Menginterprestasikan Sikap Nilai Koefisien Validitas
Koefisien orelasi selalu terdapat antara -1,00 hingga +1,00.. Namun karena dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka-angka sangat mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negatif menunjukan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif menunjukan adanya interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
• Antara 0.800 – 1.00 = Sangat Tinggi
• Antara 0.600 – 0.800 = Tinggi
• Antara 0.400 – 0.600 = Cukup
• Antara 0.200 – 0.400 = Rendah
• Antara 0.000 – 0.200 = Sangat Rendah
Penafsiran harga koefisien korelasi ada dua cara yaitu :
1.     Dengan melihat harga r dan di Interpretasikan misalnya korelasi tinggi, cukup dan sebagainya
2.        Dengan berkolerasi ke table harga kritis r product moment sehingga dapat diketahui signifikan. Begitu juga sebaliknya
Contoh interpretasi :
Dari table yang telah disediakan yaitu mengenai tabel persiapan ntuk mencari validitas tes prestasi matematika yang telah diperlihatkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa besarnya koefisien korelasi antara variable x dan variable y dinilai tinggi.

4.         Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas Suatu Alat Evaluasi
Banyaknya fakor yang dapat mempengaruhi hasil evaluasi. Beberapa fakor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menurut sumbernya, yaitu faktor internal dari tes dan faktor eksternal dari siswa yang bersangkutan.
1.      Faktor yang berasal dari tes
Beberapa sumber yang pada umumnya berasal dari factor internal tes evaluasi diantaranya yaitu :
a.      Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas
b.      Kata-kata yang digunakan dalam struktur instrument evaluasi terlalu sulit
c.       Item-item tes dikonstruksi dengan jelek
d.      Tingkat kesulitan item tes tidak tepatdengan materi pembelajaran yang diterima oleh siswa
e.      Waktu yang dialokasikan tidak tepat
f.        Jumlah item tes terlalu sedikit
g.      Jawaban masing-masing item bias diprediksi oleh siswa

2.      Faktor yang berasal dari administrasi dan skor.
Berikut factor yang sumbernya berasal dari proses administrasi dan skor :
a.      Waktu pekerjaan tidak cukup
b.      Adanya kecurangan dalam tes
c.       Pemberian petunjukdari pengawas yang tidak dapat dilakukan oleh semua siswa
d.      Teknik pemberian skor yang tidak konsisten
e.      Siswa tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes baku
f.        Adanya orang lain yang masuk menjawab item tes yang diberikan

3.      Faktor-faktor yang berasal dari jawaban siswa
Seringkali terjadi bahwa interpretasi terhadap item-item tes evaluasi tidak valid karena dipengaruhi oleh jawaban siswa pada intrepretasi item-item pada tes evaluasi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar